Liturgi Gereja pada hakekatnya adalah tindakan yang bersifat simbolis. Segala sesuatu yang terkait dengan liturgi harus dipahami sebagai tindakan simbolis, atau melambangkan sesuatu. Lilin adven pun perlu dimaknai sebagai lambang, atau simbol. Lilin adven dalam tradisi Gereja, dipasang dalam lingkaran adven, bukan segi empat, atau bentuk lainnya. Dipilih bentuk lingkaran karena bentuk ini tidak memiliki awal dan akhir, lingkaran adven hendak melambangkan Tuhan yang datang, Dia adalah abadi, tanpa awal dan akhir. Yesus adalah alpa dan omega, awal dan akhir dari kehidupan manusia dan semesta.
Lilin adven berjumlah empat buah, hendak melambangkan lamanya waktu masa adven. Setiap lilin melambangkan pekan, jika lilin addven berjumlah empat berarti lamanya masa adven empat pekan. Lilin adven tidak dinyalakan serentak, pada pekan pertama dinyalakan satu lilin, pekan kedua, dua lilin, dan seterusnya. Penyalaan yang bertahap ini selain hendak menyatakan tahap perjalanan masa adven, nyala lilin itu melambangkan kerinduan hati manusia dalam menantikan kedatangan Tuhan. Pada pekan pertama, kerinduan manusia masih kecil, namun berangsur-angsur bertambah semakin besar, sehingga pada pekan keempat dinyalakan empat lilin, artinya kerinduan manusia akan kedatangan Tuhan itu sudah tak tertahankan lagi. Sekaligus melambangkan bahwa kelahiran Kristus sudah semakin mendekat.
Lilin adven ditempatkan pada lingkaran adven yang dibuat dari daun-daun evergreen, seperti daun cemara. Daun-daun yang selalu hijau sepanjang tahun, bahkan di musim gugur dan musim dingin sekalipun daunnya tetap menghijau. Daun evergreen pada lingkaran adven melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir. Jika diantara daun-daun hijau diberikan hiasan buah-buah warna merah, maka itu melambangkan darah dan pengurbanan Kristus dalam menyelamatkan manusia.
Jika lilin adven dibuat warna ungu sebagai lambang pertobatan, atau keprihatinan. Hal itu melambangkan, sikap paling tepat dalam menyambut kedatangan Tuhan adalah sikap tobat. Sedangkan pada lilin ketiga dipilih warna merah muda. Warna merah muda itu dalam liturgi Gereja sebagai lambang sukacita, karena Natal sudah akan tiba. Jika keempat lilin itu telah digantikan lilin berwarna putih, artinya penantian telah sampai kepenuhannya, Yesus datang.
Salinan dari “Sorot Mencor - 21 Desember 2014”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar