Kamis, 22 Oktober 2015

KUNCI KERAJAAN ALLAH

Untuk memahami sabda yang berkaitan dengan kunci kerajaan Allah, pertama kita perlu tahu mengapa kunci itu diberikan kepada Petrus, bukan yang lain. Injil memberikan kesaksian kepada kita, bahwa sejak awal kehidupan Yesus di muka umum, Ia memilih laki-laki dua belas orang; mereka ini harus ada bersama Dia dan mengambil bagian dalam perutusan-Nya. Yesus mengijinkan mereka mengambil bagian dalam otoritas-Nya, bahkan Yesus mengutus mereka untuk melakukan hal yang sama yang Ia lakukan, yakni memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang (Luk 9:2). Mereka berhubungan sedemikian erat dengan Yesus, sebab, Kristus memimpin umat-Nya melalui mereka. Dalam kebersamaan dua belas orang laki-laki itu, Simon Petrus menduduki tempat pertama. Yesus memberi kepercayaan yang khusus kepadanya. Kepercayaan Yesus kepada Petrus secara eksplisit dikatakan, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya (Mat 16:16-18).

Kedua, Simon Petrus sebagai yang pertama dari antara dua belas murid diberikan wewenang khusus, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat 16:19). Gereja menafsirkan kuasa kunci-kunci itu berarti wewenang untuk memimpin rumah Allah, yang tidak lain adalah Gereja yang didirikan Kristus. Tugas itu, dinyatakan secara lebih tegas oleh Yesus pasca kebangkitan-Nya. Ia sebagai gembala agung mengatakan kepada Petrus setelah menguji cintanya: Gembalakanlah domba-domba-Ku” (Yoh 21:15-17). Lalu, wewenang untuk “mengikat” dan “melepaskan” menyatakan wewenang di dalam Gereja untuk membebaskan dari dosa, mengambil keputusan menyangkut ajaran dan memberikan keputusan-keputusan disipliner. Tiga otoritas Kristus yang besar itu dipercayakan kepada Gereja melalui pelayanan para Rasul (bdk. Mat 18:18) dan terutama melalui Petrus yang diberikan wewenang khusus oleh Kristus.

Ketiga, Simon Petrus dan para rasulnya, dilanjutkan para penggantinya yakni Paus dan para uskup. Para pengganti Petrus dan para rasul itu tetap memiliki kuasa yang sama yang diberikan Kristus kepada Simon Petrus dan para rasul. Diberi kuasa untuk membebaskan dari dosa, mengambil keputusan menyangkut ajaran dan memberikan keputusan-keputusan disipliner dalam Gereja-Nya.

Salinan dari “Sorot Mencor - 3 Mei 2014”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar