Sebelum dijawab aneka macam dosa, perlu dijelaskan dahulu, apa itu dosa. Dosa adalah suatu pelanggaran terhadap akal budi, kebenaran, dan hati nurani yang baik. Dosa adalah satu kesalahan terhadap kasih yang benar terhadap Allah dan sesama atas dasar satu ketergantungan yang tidak normal kepada barang-barang tertentu. Dosa melukai kodrat manusia dan solidaritas manusiawi. Santo Agustinus mendefinisikan dosa sebagai “kata, perbuatan, atau keinginan yang bertentangan dengan hukum abadi (Faus. 22, 27).
Menurut Kitab Suci dosa merupakan penghinaan terhadap Allah: “terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang kau anggap jahat” (Mzm 51:6). Dosa memberontak terhadap kasih Allah kepada manusia dan membalikkan hati dari Dia. Seperti dosa perdana, ia adalah satu ketidaktaatan, suatu pemberontakan terhadap Allah, oleh kehendak menjadi “seperti Allah” dan olehnya mengetahui dan menentukan apa yang baik dan apa yang jahat (Kej 3:5). Dengan demikian dosa adalah cinta diri yang meningkat sampai menjadi penghinaan Allah (Agustinus, civ 14, 28). Karena keangkuhan itu, maka dosa bertentangan penuh dengan ketaatan Yesus (bdk. Flp 2:6-9) yang melaksanakan karya keselamatan.
Tentang bentuknya, dosa itu beraneka ragam. Kitab Suci memiliki beberapa daftar dosa. Surat kepada umat di Galatia mempertentangkan pekerjaan-pekerjaan daging dengan buah Roh: “Perbuatan daging telah nyata, yaitu : percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, pencideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu, seperti yang telah kubuat dahulu, bahwa barang siapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (Gal 5:19-21). Kitab Suci mengajarkan bahwa dosa itu berasal dari dalam hati manusia, di dalam kehendak manusia yang merdeka, atau bebas. “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu, dan hujat. Itulah yang menajiskan orang (Mat 15:19-20).
Salinan dari “Sorot Mencor - 8 Maret 2015”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar